Apakah Kain Spunbond atau Kain Furing Non Woven?
SejarahKainSpunbond - Sebelum
kita berbicara jauh tentang kain spunbond non woven alangkah baiknya kita cari
dulu devinisi non woven, kemudian bagaimana proses membentuk kain non woven itu
sendiri.
Apa
Itu Non Woven
Cara
mudah untuk mengkelompokan kain spunbond non woven (bukan tenunan) adalah
melalui memahami proses produksinya. Non woven dapat dibagi menjadi tiga
kelompok: metode dry-laid (peletakan kering), metode wet-laid (peletakan
basah), atau metode spun melt (putaran leleh).
Kain
Spunbond merupakan kain terbuat dari serat yang panjang, diproses menggunakan
teknologi pengolahan kimia yang ramah lingkungan. Melalui teknik mekanik yang
rumit serta pemanasan yang sudah diatur dan proses pencampuran bahan yang
sempurna kemudian terbentuklah serat panjang yang berlapis. Proses ini biasanya
dilakukan di setiap industri manufaktur tekstil untuk menghasilkan kain spunbond
yang baik. Dari hasil proses awal, bahan dasar dari kain spunbond atau non woven
ini masih tergolong sangat rapuh, sehingga dibutuhkan proses selanjutnya yaitu
dengan memadatkan dua bagian jaring dijadikan satu yang dipress oleh alas atas
dan alas bawah.
Kelebihan
utama dari kain spunbond non woven adalah kecepatan proses produksi kainnya yang
jauh lebih cepat dibandingkan dengan produksi kain rajutan atau tenunan lainnya.
Hal ini dapat menghemat biaya produksi menjad jauh lebih rendah. Sehingga harga
jualnya pun akan lebih murah.
Tahapan
proses pembuatan kain non woven :
Secara
garis besar, ada tiga proses tahapan, yaitu yang pertama proses web
formation (Formasi jaring), metode ini bisa dengan menggunakan dua cara,
yaitu metode dry-laid dan wet-laid atau serat menjadi kain, dan
metode spun melt atau Polimer menjadi kain. Yang kedua proses web
bonding, dan yang terakhir proses finishing treatments
Proses
Metode Web Formation
Material
pokok berasal dari staple fiber ataupun continuous filament, baik
sintetis atau alami (wool). Staple fiber pendek bisa dikombinasi dengan jenis
serat lainnya. Staple fiber maupun continuous filament diproses dengan
diameter bervariasi. Umumnya diameter serat diukur satuan D.P.F. (Denier per
filament).
1.
Metode Dry-Laid
- Air-Laid
(Metode Aerodinamik)
Metode
yang menggunakan bahan dasar staple fiber pendek. Yang menghasilkan
jaring serat bertekstur acak.
Serat
dengan ketebalan 1-15 mm ini kemudian partikelnya terdistribusi di tabung udara,
dengan proses yang khusus kemudian menggunakan pisau berputar serat tersebut
dicabik acak yang akan menghasilkan awan serat di tempat cetakan. Serat lalu disalurkan
menuju belt conveyor yang dapat dilalui cairan atau gas, selanjutnya diterapkan
proses penghisapan di area ini. Proses ini mengumpulkan serat ke permukaan
conveyor untuk membentuk jaring.
- Carding
(Metode Mekanikal)
Carding
bertujuan untuk memisahkan staple fiber menjadi serat individu. Kemudian
memulai teknik paralelisasi sehingga membentuk pola jaring. Dengan metode
mekanis ini lalu serat dipegang oleh satu sisi permukaan. Sedangkan sisi
permukaan lainnya menyisir serat untuk memilah bongkahan serat menjadi serat
individu. Sementara pusat mesin silinder logam besar yang bergerak mulai dilapisi
dengan card clothing. Card clothing sendiri terdiri dari jarum, kawat,
atau logam yang bergerigi halus kemudian dibenamkan pada kain tebal serta
rangkaian logam. Sebagian logam silinder dikelilingi oleh sabuk yang membentuk lingkaran
dengan jumlah sangat banyak akan tetapi memiliki kelebaran sangat sempit dan
kecil. Cetakan besi cor diletakan di bagian atas silinder. Bagian atas silinder
ini kemudian dilapisi rol seluruh sisi serta gulungan polosnya di flat logam
roller atas.
Serat
dimasukan lewat konveyor miring atau cetakan kotak logam besar dan dalam bentuk
rata atau lembaran. Kemudian didistribusikan ke bagian-bagian kecil oleh lidah
mesin dan dilanjutkan ke silinder. Jarum dari dua permukaan berbeda dan
bertolak belakang dengan silinder serta flat cenderung berlawanan arah, berjalan
dengan irama yang berbeda pula. Silinder pertama bergerak lebih cepat dari silinder
flat yang kedua, karena jarum berlawanan dan kecepatannya berbeda, sekelompok
serat diambil lalu disisir terpisah. Di flat roller atas pengelompokan terjadi
antara roller yang berputar dan silinder. Roller pemisahan memilah bagian lebih
besar kemudian menyimpan ulang pada silinder. Adonan serat sejalan dengan arah
gerak mesin dan mulai membentuk jaring yang menyatu dan terstruktur di bawah
permukaan jarum silinder utama.
2.
Metode Wet-Laid
Prinsip
wet-laid persis dengan prinsip pembuatan kertas pada umumnya.
Perbedaannya hanya terletak pada banyaknya serat sintetis yang dipakai. Bubur
encer campuran air dan serat diendapkan pada flat besi kawat berjalan. Kemudian
didiamkan hingga mengering dan membentuk sebuah jaring. Jaring ini kemudian
dikuatan dengan cara ditekan diantara dua rol yang berjalan, lalu didiamkan
kembali hingga mengeringi. Dalam proses ini sering dilakukan penambahan kembali
jaring berorientasi acak dengan pengikatnya pada tahap akhir. Dengan cara
demikian diharapkan kekuatan jaring bisa sama di seluruh permukaan bidang kain.
3.
Metode Spun Melt
Metode
ini merupakan teknik yang paling cepat dalam proses produksinya, karena jaring
yang dibuat hanya menggunakan pintalan filamen berbentuk bahan plastik cair.
Sementara
bahan jadi kain spunbond adalah hasil akhir yang paling cepat untuk membuat
kain non woven. Karena adonan continuous filament yang berbahan polimer hanya
diputar dan dibentuk dengan cepat. Pada dasarnya, polimer meleleh yang sudah
jadi bubur hanya dibentuk menjadi lembaran dalam proses spunbond.
Kain
spunbound / tas spunbond atau umumnya disebut tas furing ini adalah tas yang bahan
bakunya terbuat dari kain nonwoven, atau secara ilmiah sering disebut
dengan polypropylene. Bahan baku tas spunbond ini dihasilkan dengan teknologi
dan produksi yang modern, yang disebut dengan nama proses “spun” dan proses
“bonding“, sehingga untuk mempermudah penyebutan dan mudah dikenali
dimasyarakat maka kain ini dinamakan kain spunbond. Bahan spunbond ini sangat
ramah dengan lingkungan karena bisa di daur ulang dan mudah diuraikan oleh
tanah dengan cepat.
Aplikasi
Kain Spunbond
Kain
Spunbond sebenarnya bisa diartikan seperti proses produksinya, yaitu sebuah lembaran
atau formasi jaring yang strukturnya terikat dengan melibatkan banyak unsur serat
atau filamen, mekanis, kimia atau termal. Kain ini memiliki permukaan yang datar
namun memiliki pori atau atau sering disebut dengan istilah embos. Dimana pori
tersebut terbentuk karena adanya lembaran jaring yang dibuat bersamaan akan
tetapi dari serat yang terpisah. Walaupun dari lembaran jaring, kain ini diproses
tidak dengan menggunakan mesin tenun atau rajut dan sama sekali tidak
menggunakan benang atau kapas dalam proses produksinya.
Karena
kain spunbond merupakan bahan pengganti dari plastik maka dalam proses produksi
kain non woven ini biasanya sebagian masih menggunakan bahan kain daur ulang
yang dicampur dengan beberapa bahan dasar minyak. Seberapa besar kain daur
ulang tersebut dicampurkan biasanya ditentukan berdasarkan pada kebutuhan atau
kekuatan kain spunbond tersebut akan digunakan.
Kain
spunbond diciptakan untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari yang penggunaannya
tak terbatas. Dimana secara spesifik kain ini bisa menjadi pilihan masyarakat
sebagai pengganti plastik yang bisa digunakan berkali – kali tapi tetap kuat
dan tahan lama. Secara umum Kain Spunbond memiliki keunggulan seperti: tahan
lama, tahan air, elastis, lembut, kuat, tidak mudah terbakar, dapat dicuci
berkali - kali, ramah lingkungan, tebal, anti bakteri, dan steril. Karena
memiliki banyak keunggulan inilah kemudian kain spunbond bisa digunakan untuk
segala hal dan sangat cocok juga untuk menciptakan produk baru. Sementara harga
yang sangat murah menjadi pertimbangan utama untuk beralih dari penggunaan
plastik menuju kain spunbond. Kain Spunbond dikenal hampir mirip secara penampilan,
kekuatan dan tekstur dengan kain tenun lainnya. Dengan sedikit tambahan
kretivitas kain spunbond bisa menghasilkan produk tak terbatas.
Reusable
Shopping Bag
Karena
karakternya yang kuat dan tahan lama, kain spunbond dapat digunakan berkali –
kali, sehingga dapat dijadikan alternatif tas belanja sebagai pengganti kantong
kresek. Seperti yang kita ketahui bersama tas belanja yang sering kita gunakan
terbuat dari kantong kresek yang banyak menyebabkan semakin menumpuknya sampah
plastik dilingkungan kita. Hadirnya tas belanja berbahan spunbond kemudian bisa
menjadi solusi untuk mengurangi sampah, karena tas spunbond bisa digunakan
berulang kali, sehingga berdampak pada semakin ramahnya lingkungan kita karena berkurangnya
penggunaan plastik.
Menurut
sebuah survei dari lembaga atau Badan Lingkungan Hidup di negara Inggris
menemukan bahwa kain spunbond jika dibandingkan dengan penggunaan kantong
plastik kresek atau tas katun maka tas berbahan kain spunbond ini bisa digunakan
kembali lebih dari 171 kali penggunaan. Sementara dari hasil penelitian yang
sama, Badan Lingkungan Hidup negara Inggris menemukan bahwa kantong kresek atau
tas katun rata hanya bisa digunakan sebanyak 51 kali saja sebelum akhirnya dibuang.